Rasa Tidak Puas pada Bentuk Tubuh
Sejatinya, manusia memang tak pernah ada yang merasa puas baik dari segi apapun. Dan sebenarnya adalah hal yang wajar jika manusia memendam hasrat alamiah ini.
Ketidakpuasaan manusia juga tidak selalu buruk. Karena dalam beberapa kasus, hasrat tidak puas yang dirasakan seseorang bisa berujung pada hal yang positif.
Namun, ketidakpuasan ini justru bisa menjadi petaka jika seseorang kerap merasa tidak puas dengan bentuk badannya. Baik dalam ukuran tubuh yang terlalu besar atau bentuk wajah yang kurang proporsional.
Sudah bukan menjadi hal yang lumrah, jika kamu kerap menyesali atau bahkan menangisi kekurangan tubuh yang kamu miliki. Karena mereka yang mengalami hal ini tergolong dalam sekelompok orang yang terkena Body Dismorphic Disorder (BDD) atau rasa tidak puas yang esktrem pada tubuh.
Menurut penjabaran dokter bedah plastik, dr. Aditya Herwandar Sastrasupena, SpBP-RE, kelainan terjadi karena seseorang selalu merasa tidak puas terhadap bentuk tubuh yang dimiliki. Penderita cenderung akan mengalami kegelisahan sepanjang waktu karena menganggap penampilannya tidak pernah sempurna.
"Body Dismorphic Disorder adalah kelainan di mana seseorang ngga pernah merasa puas dengan keadaan tubuhnya," terang dr. Aditya saat ditemui Info Manis beberapa waktu lalu di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
"Meskipun sudah melakukan segelintir tindakan atau perubahan apapun, mereka tetap tidak akan puas dengan hasilnya," lanjutnya.
dr. Aditya menambahkan bahwa umumnya para penderita ini akan melakukan survei ke beberapa klinik kecantikan terlebih dahulu sebelum mereka melakukan sebuah tindakan penyempurnaan bentuk tubuh.
"Mereka melakukan window shopping ke beberapa klinik untuk 'mengerjakan' hidungnya misalnya. Dengan melakukan survei terlebih dahulu, seharusnya mereka tahu mana klinik yang bagus dan tidak. Tapi sayangnya, mau bagaimanapun hasilnya, mereka akan merasa kalau hasilnya itu kurang," terangnya lebih lanjut.
Body Dismorphic Disorder tentu bisa berujung bahaya. Karena orang yang mengalami kelainan ini bisa terus merasa tertekan akan penampilannya.
Dan jika kelainan ini tidak segera diobati, maka pasien bisa mengalami depresi yang berkepanjangan. Ancaman gangguan kesehatan pun tak bisa terhindari.
EmoticonEmoticon