Nekat Beli iPhone, Mahasiswi Ini Terlilit Utang Nyaris Rp 400 Juta
Seorang mahasiswi berusia 19 tahun yang menuntut ilmu di kota Xian, provinsi Shanxi, China terlilit utang sebesar 12.000 yuan atau hampir Rp 25 juta.
Utang sebesar itu disebabkan sang mahasiswi ingin membeli sebuah iPhone 6S Plus. Demikian dikabarkan Shaanxi Television.
Dari utang yang diajukan, mahasiswi itu hanya mendapatkan 8.000 yuan, karena dipotong biaya servis. Namun, sang rentenir tetap mengatakan mahasiswi itu berutang 12.000 yuan.
Saat ditagih, mahasiswi itu baru sadar dia tak memiliki uang untuk melunasi utang. Dalam keputusasaan, dia meminjam uang dari rentenir lainnya dan dalam waktu cepat utangnya kian menggunung.
"Saya sangat ingin membeli telepon genggam. Saya terpengaruh mahasiswa lain, mereka semua memiliki ponsel. Jadi saya membeli sebuah iPhone," kata mahasiswi itu.
Namun, kegembiraannya hanya berlangsung sesaat dan berubah menjadi depresi. Kini sang rentenir meneleponnya beberapa kali sehari untuk menagih uangnya.
Bahkan, para rentenir itu mengirimkan foto sang mahasiswi yang sudah diedit sehingga tampat telanjang. Foto "telanjang" itu kemudian dikirim ke orangtua sang mahasiswi.
Kondisi ini membuat keluarga sang mahasiswi tertekan setelah beberapa waktu lalu sangat bangga karena putri mereka lolos ujian nasional dan diterima di sebuah universitas ternama.
Ayah mahasiswi itu, seorang petani asal Xianyang, mengatakan, dia pernah memergoki putrinya menggenggam sebotol pil tidur.
Mahasiswi itu mengatakan kepada ayahnya bahwa semua utangnya akan lunas jika dia meninggal dunia.
Meski hanya berpenghasilan 20.000 yuan atau sekitar Rp 40 juta setahun, kedua orangtua mahasiswi tersebut berusaha melunasi utang putri mereka yang membengkak
Kedua orangtua mahasiswi tersebut terpaksa menggunakan semua uang tabungan mereka untuk membayar 170.000 yuan atau Rp 334 juta untuk melunasi sebagian utang putri.
Setelah dibayar sedemikian besar, sang putri masih memiliki utang 60.000 yuan atau Rp 118 juta. Tak punya uang lagi mereka lalu menghubungi media setempat yang membantu untuk mendapatkan pengacara demi penyelesaian masalah ini.
Menurut undang-undang China, pinjaman dengan bunga tahunan di atas 24 persen dianggap ilegal. Dengan bantuan pengacara ini, keluarga mahasiswi itu bisa menyeret sang rentenir ke pengadilan dan bisa memperoleh sebagian yang tabungan mereka.
EmoticonEmoticon