Danau Rawa Pening Akan Jadi Wisata Dunia
Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang kembali menjadi sorotan. Pemicunya antara lain tumbuhnya eceng gondok yang memicu sedimentasi (pendangkalan) danau.
Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) Hilman Nugroho mengatakan, penanganan lingkungan danau seluas 2.670 ha yang menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru ini cukup kompleks.
Menurutnya, permasalahan yang terjadi di Danau Rawa Pening dipicu oleh perilaku masyarakat yang tinggal di sekitar danau alam tersebut.
Faktor penyebab lainnya adalah perilaku masyarakat yang tinggal di sejumlah hulu sungai yang bermuara di Danau Rawa Pening.
Dia menyatakan, kementeriannya telah menyelesaikan reboisasi 400 ha lahan di kawasan hulu dan membuat bendungan pengendali sedimentasi.
Ke depan, danau ini akan diupayakan pengelolaannya lebih baik lagi agar memberi kenyamanan kepada wisatawan. Antara lain dengan kegiatan penghijauan dengan tanaman produktif.
Kementerian LHK siap mendukung pengadaan bibit tanaman produktif buah-buahan untuk masyarakat di kawasan hulu.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Dadang Rizki Ratman berharap ke depan Danau Rawa Pening bisa menjadi destinasi wisata pendukung objek wisata Candi Borobudur.
Menurutnya danau ini nantinya bisa menjadi destinasi wisata dunia. "Untuk bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia, Danau Rawa Pening harus bisa menyediakan infrastruktur berstandar global. Kemenpar sedang mencari standar pengujian Rawa Pening," katanya saat menghadiri acara peluncuran iklan terbaru Kuku Bima Energi (KBE) di Bukit Cinta Brawijaya, Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Untuk menjadikan Rawa Pening sebagai wisata dunia, diperlukan strategi 3A yakni, atraksi, akses dan amenitas. "Artinya, apa atraksi berkelas dunia yang bisa ditampilkan, bagaimana akses dan kemudahaannya serta fasilitas kelas dunia apa yang tersedia," kata dia.
Bupati Semarang, Mundjirin mengucapkan rasa terima kasih atas langkah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk yang menggunakan Danau Rawa Pening sebagai lokasi pembuatan iklan terbaru untuk produk minuman energinya. Langkah ini diharapkan membuat Danau Rawa Pening makin dikenal masyarakat luas.
"Sudah tidak terhitung jumlah anggota DPR dan juga menteri yang meninjau Waduk Rawa Pening. Sekarang Sido Muncul juga hadir untuk menyelamatkan Rawa Pening dan bahkan ingin menjadikannya wisata dunia. Kami sangat berterima kasih," kata Mundjirin.
Perusahaan ini memang tengah meluncurkan iklan terbarunya untuk produk KBE dengan mengambil latar belakang Bukit Cinta, Danau Rawa Pening untuk mengangkat wisata air Danau Rawa pening menjadi tujuan wisata kelas dunia.
Acara ini dihadiri Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Muhammad Herindra, Bupati Semarang, Mundjirin dan perwakilan dari beberapa kementerian dan disertai dengan kegiatan penanaman pohon dan pelepasan bibit ikan.
Acara juga dimeriahkan dengan penayangan iklan baru KBE berdurasi 30 detik di depan para tamu undangan. "Nantinya iklan ini akan kami tayangkan di beberapa media elektronik," kata Irwan Hidayat, Direktur Sido Muncul Tbk.
Iklan ini dibintangi atlet binaraga asal Bali, I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, atau yang akrab disapa Ade Rai, dan berisikan pesan-pesan sosial.
Iklan bercerita tentang kondisi Waduk Rawa Pening yang banyak ditumbuhi enceng gondok dan sedimentasi yang merugikan ekosistem sekitar. Di tayangan ini juga diceritakan, eceng gondok dapat diubah menjadi bahan bakar terbarukan.
"Sebelumnya, kami juga membuat iklan di Danau Toba (Sumatera Utara), hingga Labuhan Bajo (Nusa Tenggara Timur). Lalu kami berpikiran kenapa tidak buat juga iklan di Rawa Pening yang merupakan tanah kelahiran," sambung Irwan.
Irwan menjelaskan, Danau Rawa Pening ini bagaikan emas jika dikelola dengan baik dan benar lantaran danau ini berada di sisi persimpangan jalan antara Semarang, Solo dan Yogyakarta. Kondisinya saat ini memprihatinkan karena hampir seluruh area permukaan waduk tertutup oleh enceng gondok. Selain gulma air tersebut, sedimentasi yang begitu tinggi juga membuat Rawa Pening menjadi dangkal.
"Waktu saya kecil, kedalaman Rawa Pening sekitar 15 meter. Namun sekarang menjadi dangkal. Saya tidak tahu persis berapa kedalamannya. Ada info, kedalamannya kini hanya tinggal tiga hingga lima meter," keluhnya. Jika semua pihak dapat mengelola danau yang membelah empat kecamatan di Kabupaten Semarang ini secara baik dan benar, Irwan yakin Rawa Pening dapat menjadi wisata kelas dunia.
"Banyak investor yang mau masuk jika Rawa Pening dikelola secara baik. Mereka mau mengembangkan wisata alam seperti mendirikan penginapan, rumah makan hingga arena permainan air, sehingga bisa memikat wisatawan mancanegara. Lapangan pekerjaan akan semakin bertambah dan danau dapat dijadikan sumber mata air," tambahnya.
EmoticonEmoticon