Alat tersebut berupa malware hasil pengembangan sebuah tim elite khusus pengembangan software, Engineering Development Group (EDG). Jenis malware-nya bermacam-macam, mulai dari backdoors, exploit atau celah keamanan, payloads, trojan, hingga virus komputer.
Dokumen yang bocor menyebut CIA memakai berbagai malware buatan tim itu untuk menuntaskan misi mereka di seluruh dunia.
Totalnya, tim EDG sudah membuat ribuan malware yang biasa dipakai menyusup ke berbagi perangkat genggam, teknologi, serta software. Mereka menggunakankan program jahat ini untuk mengetahi lokasi pengguna, membaca pesan teks, mendengarkan pesan suara, bahkan sampai menyalakan microphone dan kamera smartphone.
Salah satu data dalam bocoran dokumen pun menyebut bahwa tim ini fokus pada upaya menjebol keamanan dan enkripsi macam-macam tipe iphone, ipad serta Android.
Data lain menyebut bahwa ada lusinan celah keamanan yang masih bisa dipakai oleh instansi pemerintahan AS untuk menyadap atau memata-matai pengguna perangkat buatan Aplle. Beberapa celah keamanan dalam data itu tampaknya ada di ios 9 yang dirilis pada 2015 silam.
Ada juga rincian mengenai nama dan pamasok berbagi malware yang khusus digunakan untuk meyusup ke sistem operasi Android. beberapa di antara malware yang disebutkan adalah SwampMonkey, EggsMayhem, serta DugTrio.
Kemudian ada disbutkan juga sejumlah celah keamanan yang ada di sistem operasi Windows untuk komputer desktop dan server, Mac, Komputer bersistem Linux, serta software perusahaan seperti VMware.
Detil mengenai asal usul seluruh data, nama dan rincian peralatan peretas di Wikileaks itu masih belum jelas.
Namun tahun lalu, sebuah kelompik bernama ShadowBrokers dituding berhasil menggondol alat peretasan milik NSA. Kemudian beberapa waktu setelahnya, wikileaks mengumumkan telah mendapatkan seluruh cache data serupa.
Juru bicara CIA enggan berkomentar mengenai keaslian dokumen atau isi dokumen yang dibocorkan oleh wikileaks tersebut. Sementara itu sejmlah perusahaan teknologi yang pemilik produk yang disebutkan dalam bocoran tersebut langsung bereaksi.
Dokumen Wikileaks mengenai alat peretas CIA membuat sejumlah perusahaan teknologi bereaksi. Perusahaan-perusahaan ini khawatir jika para penggunannya merasa bahwa barang yang dibelunya tidak aman untuk dipakai dan disusupi software mata-mata.
EmoticonEmoticon