Penelitian membuktikan stres dapat memicu berbagai jenis penyakit, baik itu secara emosional maupun fisik.
Salah satu hal paling umum yang dapat menyebabkan stres adalah masalah keuangan, seperti utang.
Seseorang berutang karena berbagai alasan, ada yang sedang membutuhkan dana darurat, ada juga yang memang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan mereka.
Menurut salah satu psikiater asal Stanford University, stres karena utang bukanlah hal yang dapat didiami begitu saja karena stres tersebut dapat menyerap dan seseorang yang stres tersebut akan sulit keluar dari permasalahannya.
Mereka yang stres karena utang membutuhkan perawatan kesehatan lebih dibandingkan yang tidak. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan jika Anda mulai stres akibat terlilit utang.
1. Pahami uang dengan benar
Untuk mengatasi stres karena utang, Anda harus mengatasi sumber dari masalahnya, yaitu pemahaman yang salah tentang uang.
Banyak yang menghabiskan uang dengan anggapan uang sebagai jati diri mereka. Mereka menceritakan pribadi mereka, misalnya kekuasaan, kesuksesan atau kebebasan diri melalui cara mereka menghabiskan uang.
Misalnya, Anda menggunakan uang untuk membeli barang-barang mewah untuk menunjukkan Anda mampu atau Anda berusaha mencari uang untuk memberikan anak pendidikan yang mahal agar tidak kalah dengan anak-anak teman-temannya?
Tanyakan pada diri sendiri apakah arti uang bagi diri Anda dan apakah benar cara Anda dalam melihat uang tersebut. Untuk membantu Anda, catat jawabannya pada selembar kertas dan membaca ulang. Dengan begitu, Anda tidak kalah dengan ego dan dapat mengambil alih kendali pengeluaran uang.
Kendalikan Diri
2. Utang hanya menciptakan kebebasan semu
Salah satu sumber utang yang paling terkenal adalah dari kartu kredit. Persepsi pemakaian kartu kredit terkadang salah dan membuat ilusi seakan-akan Anda lebih bebas atau berkuasa.
Contohnya jika limit kartu kredit Anda dinaikkan, respons pertama pastinya sangat senang, baik karena akan terlihat lebih berkuasa atau dapat lebih bebas membelanjakannya.
Padahal, di jangka panjangnya, dengan kontrol belanja yang tidak baik, limit kartu kredit yang besar ini akan membahayakan kondisi keuangan Anda. Sebenarnya, dengan memiliki kartu kredit lebih dari satu atau limit yang dinaikkan, Anda akan menambah utang ketika membeli sesuatu dengan kartu kredit.
3. Kendalikan hasrat menghabiskan uang
Disiplin mental adalah kunci agar tidak boros dalam berbelanja yang mengakibatkan Anda berutang.
Anda harus mempunyai motivasi serta kemampuan yang kuat untuk mengendalikan hasrat belanja. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencatat seluruh anggaran dan melihat pengeluaran setiap malam.
Dengan cara ini, Anda akan lebih menyadari mana pengeluaran yang tidak penting yang dapat dihilangkan.
Jangan Cuek
4. Berbelanja pada saat yang tepat
Waktu belanja juga menentukan sifat belanja lho, jika sedang mengalami hari yang buruk, sifat belanja kemungkinan akan menjadi lebih impulsif, sedangkan jika berbelanja pada saat tenang dan senang, anda akan mempunyai kontrol diri yang lebih kuat.
Hal ini dapat dijelaskan secara ekonomi, dengan berita buruk akan membuat seseorang kehilangan kepercayaan dirinya, dengan berbelanja dengan jumlah yang banyak, mereka akan mendapatkan sinyal positif tentang diri mereka.
Pencegahan dari sifat impulsif ini adalah dengan kembali pada poin pertama, di mana Anda harus sadar apa nilai-nilai penting bagi diri sendiri. Ketika sudah mampu merefleksikan nilai tersebut, keinginan untuk boros dalam belanja akan menurun.
5. Jangan cuek
Jika telah telanjur berutang dan merasa "masa bodoh" dengan utang tersebut, maka Anda hanya akan menambah utang saja.
Sifat cuek seperti itu hanya akan membuat seseorang lebih banyak berbelanja karena perasaan akan lebih baik pada saat berbelanja.
Konsisten dalam pencapaian tujuan keuangan
Seseorang akan lebih mempunyai kontrol atas perilaku belanja mereka jika mereka konsisten dengan tujuan keuangan mereka. Dengan memperhatikan dorongan emosional, Anda dapat menahan diri untuk tidak membelanjakan sesuatu yang tidak diperlukan.
Sumber : Cermati.com
EmoticonEmoticon