Kehebatan Alat Mesin Pertanian Produksi Pindad



PT Pindad (Persero) memamerkan tiga alat mesin pertanian (alsintan) yang diproduksinya pada Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) ke-15 yang digelar pada 6-11 Mei 2017 di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh. Alsintan buatan dalam negeri tersebut juga mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat hadir dalam perhelatan tersebut.

Tiga alsintan yang diproduksi oleh Pindad tersebut pertama, ‎Pengolah Tanah Amphibi, PA-1800 atau Pindad Amphibi, lebar kerja 180 cm. Alat ini memiliki fungsi mengolah tanah sekaligus mencacah sisa jerami padi, jagung, dan gulma serta mencampur dengan tanah, sehingga akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. PA-1800 juga dilengkapi dengan penyemprot decomposer.

Kedua, ‎Mesin panen, PP-160 atau Pindad Pemanen, lebar kerja 160 cm. Mesin ini memiliki fungsi Memanen jagung dan padi sekaligus memasukkan hasil panen kedalam karung. PP-160 menggunakan roda krepyak (crawler) dari karet yang dapat digunakan untuk lahan agak basah maupun kering.

Ketiga, ‎Traktor Multiguna, PTM-90 atau Pindad Traktor Multiguna, 90 Hourse Power. PTM-90 memiliki fungsi sebagai loader untuk berbagai jenis material seperti tanah, batu, pasir atau puing bangunan dengan kapasitas yang cukup besar, sebagai ekskavator kecil yang dilengkapi fungsi drilling dan jack hammer untuk keperluan konstruksi, pertanian, serta pemeliharaan fasilitas akses jalan pedesaan.

Alat ini dilengkapi oleh Power Take Off (PTO) dan three point hitch serta bisa dipasang rotavator dengan lebar 2.000 dan penanam biji Jagung (grand sider) atau Pembajak tanah, dipasang secara bergantian.

Dalam pengembangan alsintan ini, Pindad bersinergi dengan PT Bhirawa dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. Pindad sebagai sole Manufactur untuk Alsintan dan Bhirawa sebagai sole distributor yang memperoleh lisensi dari Kementerian Pertanian.

"Pindad memproduksi Alsintan hasil karya anak negeri ini untuk mendukung kemandirian dan percepatan program ketahanan pangan pemerintah," seperti dikutip Liputan6.com dari keterangan resmi Pindad, Minggu (7/5/2017).‎

Tahun ini Pindad mampu memproduksi 150 unit dengan masing-masing 50 unit untuk ketiga alsintan tersebut. Semua komponen untuk produk ini berasal dari dalam negeri dan diproduksi di Pindad kecuali engine, transmisi. Namun jika diberi kesempatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bisa mencapai 100 persen.


Kedepannya Indonesia diharapkan tidak lagi impor alsintan, tapi swasembada sehingga semua alsintan yang digunakan merupakan hasil karya dalam negeri.

Selama ini Indonesia masih mengimpor berbagai bahan pangan dari negara-negara lain. Diharapkan dengan Alsintan yang diproduksi Pindad ini, kapasitas dan kualitas produksi pangan dalam negeri meningkat sehingga tidak bergantung pada negara lain.


EmoticonEmoticon