Agar Sehat, Jangan Lupa Konsumsi Serat


Anjuran untuk rutin mengonsumsi bahan makanan sumber serat mungkin sudah sering Anda dengar. Namun, tahukah Anda mengapa serat bisa menyehatkan?

Serat, terutama terdapat pada buah, sayuran, serelia utuh, dan kacang-kacangan, selama ini identik sebagai pencegah konstipasi. Tetapi, makanan sumber serat itu juga memiliki manfaat yang luas, misalnya menjaga berat badan, mencegah penyakit kronik, serta menyehatkan kulit.

Menurut dr.Rida Noor, Spesialis Gizi Klinik, buah dan sayur penting dikonsumsi setiap hari, minimal lima porsi. "Bukan hanya sebagai sumber vitamin dan mineral, tapi juga serat," ujarnya dalam acara bertajuk "Ibu Cerdas, Pastikan Asupan Serat untuk Keluarga" yang diadakan oleh PT.Kalbe Farma melalui produk Vegie Fruit di Jakarta.

Rida menjelaskan, serat diperlukan bagi saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga ke usus.

"Serat perlu dikunyah dengan cermat. Proses mengunyah ini merangsang keluarnya enzim-enzim pencernaan. Di usus, serat membantu mengikat kolesterol dan zat tidak diinginkan dan mengeluarkannya dari tubuh bersama ampas makanan," papar dokter dari RSCM Jakarta ini.

Selain itu, vitamin dan mineral dalam buah dan sayuran juga mengandung antioksidan yang diperlukan untuk daya tahan tubuh dan kesehatan kulit.

"Vitamin A dan C dalam buah juga bisa merangsang produksi kolagen yang akan menjaga elastisitas kulit," kata Rida.

Lima porsi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara umum konsumsi sayuran dan buah-buahan yang dianjurkan untuk hidup sehat adalah 400 gram per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2 porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah.

Asupan buah itu setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang.


Bagi masyarakat Indonesia, terutama balita dan anak usia sekolah dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per orang per hari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per orang per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut adalah porsi sayur.
Sayangnya, konsumsi serat orang Indonesia tergolong kurang. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, hanya 5 persen orang Indonesia yang rutin makan sayur dan buah setiap hari.

"Kalau ada sayur dan buah baru dikonsumsi, tapi kalau tidak ada tidak dicari," kata Sakri Sab’atmaja, SKM, Msi selaku Kepala Subdit, Advokasi Kemitraan Kementerian Kesehatan RI, dalam acara yang sama.

Ia menambahkan, konsumsi buah dan sayuran yang rendah meningkatkan risiko terhadap penyakit-penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, dan juga stroke.

"Penyakit tidak menular lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan yang kurang sayur dan buah itu," kata Sakri.

Untuk mencegah penyakit tidak menular, sejak usia anak-anak, bentuklah kebiasaan sehat yang akan terus terbawa hingga dewasa.  Selain memiliki pola makan yang sehat, ajak anak rutin melakukan aktivitas fisik.


EmoticonEmoticon