Korut: Jika Australia Ikut Isolasi, Nuklir Ganjarannya
Ancaman itu di rilis lewat media corong Kim Jong-un, KCNA yang mengutip juru bicara Menlu Korea Utara.
" Menlu Australia telah melemparkan sekeranjang sampah ke muka DPRK (nama resmi Korut Democratic People of Republik of Korea). Kami mesti ambil langkah tegas, " kata jubir menlu Korut seperti ditulis The Guardian.
" Bila Australia bersikeras ikutan AS untuk mengisolasi DPRK, kalian tengah bunuh diri. Lantaran lokasi Anda ada dalam jarak misil kami. Kami tidak takut-takut bakal serang nuklir ke negara Anda, " lanjut pernyataan itu.
Juru bicara Partai Buruh Richard Marles memberi komentar ancaman itu. Menurut dia pernyataan itu adalah hal yang perlu di kuatirkan. Tetapi, ia berikan catatan kalau Pyongyang terlebih dulu pernah memberi ancaman ke negara yang lain termasuk juga ke sekutunya China.
Meski demikian, Marles mengatakan konflik di Semenanjung Korea tidak semerta akibat langkah yang diambil AS.
"Saya pikir langkah diambil AS tidak lah terlalu buruk," kata Marles.
Ia juga percaya bahwa China akan mengambil tindakan jika problem di Korea Utara berlanjut.
Marles menambahkan interaksi ekonomi Global Australia tengah mendapat tekanan karena partner dagang terbesar adalah China, Jepang dan Korea Selatan.
"Jadi, kami jelas memiliki agenda penting terkait stabilitas di Semenanjung Korea," lanjutnya.
Pyongyang menuduh Canberra telah berlaku buta karena mengikuti langkah AS. Jubir Menlu Korut mengatakan agar Menlu Australia, Julie Bishop "harus berpikir dua kali" tentang konsekensi "dari lidahnya yang tajam."
Pernyataan itu mengatakan Australia melindungi kebijakan AS dan menuding Korut adalah akar dari krisis di Semenanjung AS.
"Pemerintah Australia telah buta dan bodoh karena sudah ikut-ikutan AS," lanjut pernyataan menlu Korut.
Ini bukan kali pertama Korut ancam Australia. Minggu lalu, Boshop mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman serius bagi Negeri Kanguru kecuali dihentikan oleh komunitas internasional.
Akibat dari pernyataan itu, KCNA melaporkan, "Bishop tak akan bisa dimaafkan karena telah melanggar undang-undang perdamaian dan Korut siap melakukan perlawanan."
Ancaman itu dikeluarkan saat Wapres AS Mike Pence berada di Australia. Hal itu menjadi perhatian dan mendominasi percakapan pada Sabtu antara PM Australia Malcom Turnbull dan Wapres AS Mike Pence. Turnbull mengatakan China harus mengerahkan segala upayanya di Korut.
Pence sendiri mengatakan kekuatan militer tak akan diambil untuk menyelesaikan masalah krisis nuklir Korut.
"Namun, pilihan itu sudah kami pikirkan," kata Pence. Meski demikian, ia menekankan bahwa AS lebih fokus mengambil langkah diplomasi.
EmoticonEmoticon